Forum Kolaborasi Ditjen PDT Lejitkan Pemda Bangun Daerah Tertinggal

Forum Kolaborasi Ditjen PDT Lejitkan Pemda Bangun Daerah Tertinggal Anwar Sanusi, Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi/Foto: Kemendes PDTT.

JAKARTA-Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Ditjen) Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) bekerja sama dengan KOMPAK menyelenggarakan kegiatan Forum Kolaborasi Pengembangan Inovasi Digital Non-Tradisional Aktor dalam Pembangunan Desa dan Daerah Tertinggal. 

Forum kolaborasi ini dimaksudkan untuk menjembatani Pemerintah Daerah dengan sejumlah pihak seperti startup, sektor swasta, Universitas, Kementerian/Lembaga, yang memiliki inovasi dalam pembangunan di sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan pariwisata.

“Di era digital ini kolaborasi dan inovasi harus terus dilakukan untuk menggagas sesuatu yang out of the box. Pemerintah daerah harus mendukung ide-ide baru dan turut berkolaborasi, sehingga kerjasama yang telah terbangun dapat terus berlanjut dan dapat lebih berkembang lagi,” ungkap Sekretaris Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Sesditjen PDT), Razali saat membuka acara tersebut di Gedung Makarti Muktitama, Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, Jakarta, Selasa (26/11/2019).

Arahan dari Sesditjen PDT Razali tersebut mengacu pada kondisi perubahan pembangunan industri 4.0.

Diperlukan penyesuaian pada cara pembangunan desa dan daerah tertinggal, sehingga bisa segera mengejar dan menyesuaikan dengan kondisi era terbaru.

“Berharap akan ada lebih banyak startup yang mampu membangun project untuk mendukung desa tertinggal. Inisiatif dan kolaboratif antara Ditjen PDT dan KOMPAK. Kolaborasi untuk memecahkan masalah yg dihadapi dan memberikan peluang. Pemerintah daerah dapat mendukung ide ide baru dan memberikan kolaborasi bersama,” ungkap Razali.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemendes PDTT Anwar Sanusi menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi semua pihak terkait sebagai salah satu kunci dalam percepatan pembangunan di desa dan daerah tertinggal.

“Bagaimana pembenahan daerah tertinggal menjadi lebih baik. Civil society, penggerak paling utama untuk pembangunan negara kita. Sebagian besar masyarakat desa sudah melek internet," ungkap Anwar.

Artinya, sambung Anwar, ada peluang untuk mengembangkan ekonomi digital yang diharapkan dapat meningkatkan jaringan pemasaran dengan memotong alur distribusi dan meningkatkan pendapatan.

"Generasi milenial yang memiliki pengetahui teknologi tinggi diharapkan dapat membantu mendampingi masyarakat membangun ekonomi digital,” ujar Anwar.

Menyambut positif aca tersebut, Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia, Ditjen PDT Yusra berharap kegiatan forum kolaborasi berkelanjutan.

"Mari kita lanjutkan kegiatan kerjasama seperti ini. Semoga kegiatan ini tidak menjadi pertama dan terakhir. Agar menjadi kegiatan yang terus berkelanjutan dengan kerjasama,” ujar Yusra.

Para peserta cukup antusias menguti acara tersebut dengan menggali ilmu mengenai inovasi-inovasi sehingga dapat menjadi inspirasi untuk percepatan pembangunan di daerah.

Para peserta dapat berinteraksi secara langsung dengan pihak lain, baik dengan para inovator, pemerintah daerah lain, Kementerian/Lembaga serta para startup dalam kegiatan tersebut.

Hadir dalam acara tersebut Kementerian Lembaga terkait, pemda, akademisi, para mitra pembangunan dan donor serta turut dihadiri oleh para mitra inovator/startup dalam pembangunan yaitu Tokopedia, Quipper, Bidan Sehati, FishOn, Goers, Caventer, Creator School, Inacom, Sikumisku, Nusa Berdaya, dan Sayur Box.