Bila Risma Terseret dalam Pusaran Konflik Internal PDIP

Bila Risma Terseret dalam Pusaran Konflik Internal PDIP Dua kader PDIP Surabaya Tri Rismaharini dan Whisnu Sakti Buana/Foto: Fb Risma Whisnu 2015.

SURABAYA-Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) disarankan tidak ikut-ikutan masuk dalam pusaran kegaduhan yang terjadi di internal PDI Perjuangan Surabaya.

"Sebagai kader profesional, Bu Risma sebaiknya ikut menenangkan kegaduhan di internal PDI Perjuangan Surabaya, namun tidak perlu ikut hanyut dalam konflik pergantian kepemimpinan di DPC PDI Perjuangan Surabaya," kata Peneliti Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdussalam, di Surabaya, Selasa (09/07).

Baca juga: Perlawanan Pendukung Whisnu Sakti Buana

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Trunojoyo Madura ini berharap Risma lebih banyak menyampaikan kebutuhan-kebutuhan pemimpin masa depan Surabaya, sehingga bisa membuka diskusi di internal PDIP terkait kebutuhan pemimpin masa depan Surabaya setelah dirinya.

"Risma bukan kader genuine organik, kalau sampai terseret pada pusaran konflik malah tidak fungsional untuk beliau ke depannya dan menurut saya cukup berisiko jika bersikap dan potensial membuka front yang manifest," jelasnya.

Diketahui, hasil Konfercab PDI Perjuangan Surabaya yang menunjuk Adi Sutarwijono sebagai Ketua DPC Kota Surabaya pada Minggu (7/7) menuai protes keras dari jajaran pengurus tingkat kecamatan atau Pimpinan Anak Cabang (PAC) PDI Perjuangan se-Surabaya.

Hal ini dikarenakan nama yang direkomendasi DPP untuk jabatan ketua DPC dianggap tidak sesuai dengan aspirasi hasil rapat di tingkat PAC dan Muscab tingkat DPC. Pada Rakercab DPC PDIP Surabaya sebelumnya telah disepakati oleh 31 PAC menunjuk Whisnu Sakti Buana untuk memimpin kembali DPC PDIP Surabaya. (Ant)