Balita dan Dosen IAIN Meninggal Akibat Gempa Ambon

Balita dan Dosen IAIN Meninggal Akibat Gempa Ambon Warga mengungsi ke Gunung Nona Ambaon akibat gemba 6,5 M, Kamis (26/09)/Foto: BNPB

AMBON-Empat warga Ambon dinyatakan meninggal dunia saat Gempa magnitudo 6,5 yang melanda wilayah tersebut, Kamis (26/09), pukul 08.46 WIT.

Korban meninggal tersebut yakni seorang dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, seorang warga Desa Nania di Kecamatan Teluk, Ambon; seorang warga Desa Wai, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah; serta anak berusia dua tahun bernama Joy Nanlohy di Lembah Argo, Desa Passo, Kecamatan Baguala, Ambon.

Joy Nanlohy meninggal dunia karena tertimpa reruntuhan bangunan rumah orang tuanya, Johan Nanlohy, dan keluarga Siregar yang roboh akibat gempa. 

"Balita tersebut sempat ditolong warga dan dilarikan ke RS Oto Kuyk di Desa Passo, tetapi nyawanya tidak tertolong," kata Pendeta Jemaat Lembah Argo, Christ Timisella mengutip Antara, Kamis (26/09).

Kondisi balita tersebut mengalami luka cukup parah di bagian kepala.

Menurut Christ, jenazah balita tersebut sudah dibawa pulang dari rumah sakit dan disemayamkan di rumah pamannya di Lembah Argo. Rencananya, jenazah akan dimakamkan pada Jumat (27/9).

Gempa juga menyebabkan beberapa orang terluka serta sejumlah bangunan rumah, perkantoran, dan fasilitas umum rusak.

Warga Kota Ambon dan sekitarnya masih trauma, sebagian mengungsi ke kawasan dataran tinggi karena khawatir tsunami datang meski Kepala Stasiun Geofisika Ambon Sunardi telah menyampaikan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), menyebut gempa yang terjadi di Ambon pada Kamis pagi berdasarkan informasi awal magnitudonya 6,8 dan kemudian dilakukan pemutakhiran menjadi 6,5. Getaran gempa itu dirasakan di daerah Kairatu, Haruku, Tihulae, Latu, dan Ambon. (Ant)