Waspadai Potensi Bencana Alam di Jember

Waspadai Potensi Bencana Alam di Jember Petir kala musim hujan (Pixabay).

JEMBER-Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan Kabupaten Jember, Jawa Timur, memasuki musim hujan pada awal November 2019. 

Terkait hal itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember mengimbau masyarakat mewaspadai potensi bencana alam berupa angin puting beliung, banjir, dan tanah.

"Informasi BMKG pada bulan November dan Desember 2019 diperkirakan memasuki awal musim hujan di beberapa daerah, termasuk di Kabupaten Jember," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember, Heru Widagdo di Jember, Senin (12/11).

Sedangkan puncak musim, sambung Heru mengutip BMKG, diprediksi terjadi pada bulan Januari dan Februari 2020.

Untuk itu BPBD Jember mengimbau masyarakat untuk mewaspadai dan melakukan pencegahan.

"Serta kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman angin puting beliung, banjir dan tanah longsor yang bisa terjadi sewaktu-waktu hampir di seluruh kecamatan di Jember," tuturnya.

Selain itu, BPBD Jember mengimbau masyarakat, relawan dan pemerhati kebencanaan memangkas dahan pohon yang rawan tumbang saat terjadi angin kencang, kemudian membersihkan sampah di aliran sungai dan selokan, serta melakukan reboisasi kembali untuk lahan yang gundul guna mencegah terjadinya tanah longsor.

"BMKG Juanda Surabaya sering kali mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di sejumlah daerah di Jatim dan peringatan itu selalu dipantau oleh BPBD Jember, kemudian diteruskan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaannya," katanya.

BPBD Jember, jelas Heru, mencatat sejumlah kejadian bencana alam setiap tahun mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di wilayah setempat.

Tahun 2018 lalu, BPBD mencatat kejadian bencana alam sebanyak 224 kejadian dan meningkat dibandingkan tahun 2017 sebanyak 131 kejadian. 

"Dari 224 kejadian bencana alam itu di antaranya angin puting beliung sebanyak 58 kali yang masih mendominasi banyaknya bencana alam yang terjadi di Kabupaten Jember, kemudian 51 kali bencana tanah longsor, dan 40 kali bencana banjir," tutupnya. (Ant)