Wali Kota Malang Ingatkan Warga Tak Berlebihan Respon Covid-19

Wali Kota Malang Ingatkan Warga Tak Berlebihan Respon Covid-19 Wali Kota Malang Sutiaji saat inspeksi mendadak di distributor masker, Medilab di Jalan Brigjen Slamet Riyadi (Oro-Oro Dowo) Kota Malang, Rabu (4/3) (ANTARA)

MALANG-Wali Kota Malang Sutiaji mengimbau warganya untuk tidak merespon secara berlebihan kasus virus corona atau Covid-19 karena efek dominonya cukup luas.

"Kita memang harus antisipasi dan waspada, namun cara kita menyikapinya jangan berlebihan, karena akan berdampak luas, efek dominonya sangat luas. Jangan sampai menimbulkan kepanikan," ujar Sutiaji di sela kunjungan ke Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang terkait kesiapan rumah sakit tersebut terhadap penanganan pasien virus corona, Rabu (04/03).

Di hadapan awak media, Sutiaji juga memastikan bahwa di Kota Malang tidak ada pasien atau warga yang terpapar virus corona. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu khawatir dan merespons kondisi itu secara berlebihan.

Namun, lanjut Sutiaji, masyarakat tetap harus membiasakan pola hidup sehat dengan secara rutin melakukan cuci tangan pakai sabun serta menghindari kerumunan massa.

"Kami imbau masyarakat juga mengkonsumsi rempah-rempah, seperti jahe merah untuk menaikkan daya tahan tubuh agar tidak mudah terjangkit penyakit," katanya.

Kedatangan Wali Kota Sutiaji ke RSSA untuk melihat langsung kesiapan RSSA dalam menangani kasus virus corona sekaligus meminta konfirmasi terkait isu adanya penderita virus corona di Kota Malang yang sejak kemarin telah viral di media sosial.

Selain melihat langsung persiapan dan penanganan terhadap pasien corona, Sutiaji juga turun langsung ke distributor masker untuk meninjau ketersediaan masker dan hand sanitizer.

"Hal ini saya lakukan untuk mengantisipasi terjadinya penimbunan di tingkat distributor atau penjual, karena akan menyusahkan masyarakat," tuturnya.

Salah satu distributor alat kesehatan yang dikunjungi adalah Medilab di kawasan Jl Brigjen Slamet Riyadi Kelurahan Oro-Oro Dowo. Hanya saja, dari inspeksi mendadak tersebut, masker dan hand sanitizer ditengarai telah habis sejak diumumkannya virus corona masuk ke Indonesia dua hari yang lalu.

Sutiaji mengemukakan bahwa habisnya masker dan hand sanitizer tersebut, karena perilaku masyarakat yang cenderung berlebihan dalam menggunakan masker ditambah lagi terjadi kepanikan terhadap adanya virus corona ini.

"Harusnya masker digunakan oleh pasien, paramedis yang menangani pasien serta keluarga yang kontak langsung dengan pasien. Jadi kita yang sedang sehat sebetulnya tidak perlu menggunakan masker," urainya.

Sampai saat ini memang belum ditemukan adanya permainan atau penimbunan yang dilakukan oleh distributor, namun Pemkot Malang akan terus melakukan upaya antisipasi, salah satunya adalah dengan melakukan koordinasi dengan seluruh pengelola apotek di Kota Malang.

Pertemuan tersebut rencananya akan dilakukan besok (Kamis, 5/3) berkaitan dengan pasokan masker dan obat-obatan.

Sementara itu, salah satu pengelola Distributor Medilab, Agus mengatakan jika kekosongan masker dan hand sanitizer di tempatnya memang terjadi sejak dua hari lalu. Fenomena pembelian kebutuhan secara panik atau "panic buying" akibat virus corona banyak dilakukan masyarakat.

"Kemarin yang benar-benar kosong. Itu karena 'panic buying', sejak dua hari lalu itu masyarakat banyak yang beli. Apotek ambilnya juga dari kita. Sekarang kita sudah nggak bisa melayani lagi," ucapnya. (Ant)