Tradisi Barong Ider Bumi Banyuwangi 'Sihir' Wisatawan

Tradisi Barong Ider Bumi Banyuwangi 'Sihir' Wisatawan Tradisi Barong Ider Using Banyuwangi, Kamis (06/06)/Foto: Humas Pemkab Banyuwangi.

BANYUWANGI-Warga Using, Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (06/06), menggelar atraksi budaya "Barong Ider Bumi." 

Ritual tolak bala bencana yang sudah turun temurun itu dilakukan warga desa Using (suku lokal setempat) sejak ratusan tahun yang lalu itu memukau ratusan wisatawan yang sedang menghabiskan liburan Lebaran.

Tradisi tersebut digelar setiap 2 Syawal atau hari kedua Lebaran. 

Tradisi ini ditandai dengan mengarak barong mengelilingi desa yang diakhiri dengan kenduri masal oleh warga di sepanjang jalan desa.

"Ini adalah cara nguri-nguri budaya yang ditradisikan oleh Banyuwangi. Banyuwangi boleh saja maju, Banyuwangi juga boleh berkembang, tapi budaya Banyuwangi tidak boleh tertinggal dari pergaulan global. Oleh karena itu, sesibuk apapun kami akan terus menjaga kelestarian budaya, salah satunya lewat balutan festival semacam ini," kata Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas.

Bupati menjelaskan, kearifan lokal yang dibangun para leluhur itu dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan alam dan kehidupan warganya.

Selain Barong Ider Bumi, atraksi budaya lain yang juga digelar di Banyuwangi selama libur Lebaran, di antaranya Seblang Olehsari yang digelar di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, selama tujuh hari berturut-turut dari tanggal 3 Syawal.

"Seblang Olehsari digelar mulai 7-10 Juni 2019. Jadi, wisatawan masih bisa berlama-lama di Banyuwangi sambil menikmati atraksi ini," ujar Anas.

Ritual adat Barong Ider Bumi digelar sore hari, diawali ritual sembur othik-othik, yakni ritual melempar uang receh yang dicampur beras kuning dan bunga.

Salah seorang wisatawan asal Solo, Susi Fatma yang menyaksikan tradisi ini mengaku, setelah lama penasaran, akhirnya bisa menyaksikan langsung ritual adat Barong Ider Bumi.

"Alhamdulillah hari ini kesampaian bisa melihat langsung dan ikut kenduri pecel pitik. Ternyata memang keren, selain tradisinya menarik, makanan khasnya juga enak. Warganya ramah banget sama tamu," kata Susi. (Ant)