Terburuk, Akses Jamban Bersih di Bondowoso dan Situbondo

Terburuk, Akses Jamban Bersih di Bondowoso dan Situbondo Jamban di tengah hutan (Pixabay).

BONDOWOSO-Kabupaten Bondowoso dan Situbondo, berada di peringkat terakhir dari 38 kota/kabupaten di Jawa Timur (Jatim) dalam mengakses jamban bersih. 

Kasi Penyehatan Lingkungan P2PL Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur, Edy Basuki mengungkapkan Bondowoso berada di urutan 38, dan Situbondo yang berada di urutan 37.

"Makanya kami berpesan kepada kepala desa terpilih agar segera mempercepat akses sanitasi untuk warganya," ujar Edy dalam acara Percepatan Desa ODF (Open Defecation Free) di Pendopo Kabupaten Bondowoso, Jumat (13/12).

Perbaikan akses sanitasi jemban bersih tersebut tergantung kebijakan, dukungan politis, dan pendanaan masing-masing kepala daerah. 

Menanggapi hal itu Pemkab Bondowoso menjelaskan, upaya percepatan pencapaian akses sanitasi dan air bersih melalui Open Defecation Free (ODF) atau bebas Buang Air Besar Sembarang (BABS). 

"Penyelenggaraan percepatan desa ODF sekaligus mendeklarasikan 20 desa yang sudah diverifikasi oleh tim dinas kesehatan dan pihak-pihak lainnya," Kepala Dinas Kesehatan Bondowoso, Moh. Imron melalui Sekretaris Achmad Ghazali mengutip RRI.

BACA JUGA: Lumajang Deklarasi Bebas BAB Sembarangan

Pihaknya juga mengapresiasi Kepala Desa atas kerja kerasnya dalam mewujudkan desa ODF.

Dinkes Bondowoso mencatat desa ODF hingga akhir 2019 berjumlah 59 desa dan kelurahan, dengan capaian akses jambanisasi mencapai 63,98%, yang artinya mencapai target.