Potensi Ekspor Kopi Jatim Dinilai Cukup Besar

Potensi Ekspor Kopi Jatim Dinilai Cukup Besar Kebun kopi di Plaza Rengganis, Situbondo/Foto: Antara

MALANG-Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, Karyadi menyebut potensi ekspor kopi dari wilayah Jawa Timur cukup besar.

Rata-rata, ekspor komoditas tersebut per tahun berkisar antara 70 ribu hingga 75 ribu ton.

"Kami akan berupaya maksimal, target itu untuk lima tahun. Ekspor kopi harus ditingkatkan, karena memiliki potensi yang sangat tinggi," ujar Karyadi di sela peringatan Hari Perkebunan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (10/12).

Sijelaskan Karyadi, untuk meningkatkan ekspor kopi dari wilayah Jawa Timur tersebut, pihaknya akan berkomunikasi dengan para pelaku usaha untuk melakukan pemetaan potensi pasar kopi dunia.

Saat ini, lanjut dia, negara tujuan ekspor kopi dari wilayah Jawa Timur antara lain adalah Amerika, Eropa, termasuk kawasan Asia, seperti Jepang. Selain pemetaan pasar kopi dunia, juga diperlukan peningkatan produktivitas komoditas itu sendiri.

"Tujuan baru, akan kami akan petakan dengan eksportir. Kami harus mencari pasar itu, tapi yang paling penting adalah menata mutu kopi tersebut, termasuk keberlanjutan pasok," ungkapnya.

Untuk meningkatkan produksi kopi di wilayah Jawa Timur, pihaknya tengah gencar melakukan perluasan area tanam untuk kopi jenis arabika.

BACA JUGA: 
Tiga Daerah Penghasil Kopi Terbesar di Jatim
Kopi Robusta Malang Tembus Pasar Australia

Pada 2019, kata dia, ada penambahan luas tanam kurang lebih 700 hektare, dan pada 2020 diperkirakan perluasan seluas 1.200 hektare.

"Sementara untuk robusta, produktivitas harus naik. Tidak ada perluasan area tanam, karena mayoritas di Jawa Timur adalah robusta," ungkapnya.

Di wilayah Jawa Timur, ada kurang lebih 100 ribu hektare areal kopi yang mayoritas didominasi jenis robusta. Untuk wilayah Kabupaten Malang, tercatat areal perkebunan kopi mencapai 15 ribu hektare, dengan rata-rata produktivitas sebesar 800 kilogram per hektare.

"Produksi rata-rata 700-800 kilogram per hektare, namun yang bagus, bisa mencapai dua ton per hektare," kata Karyadi. (Ant)