Petisi Jauhkan Anak Lakardowo dari Limbah Beracun Menggema

Petisi Jauhkan Anak Lakardowo dari Limbah Beracun Menggema Bocah diduga terdampak limbah B3 di Lakardowo, Mojokerto, Jawa Timur/Foto: @Praditya_wibby twitter.

MOJOKERTO-Petisi menolak pencemaran lingkungan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Desa Lakardowo, Mojokerto, Jawa Timur mencuat di media sosial.

"Mohon bantuanya warganet utk RT supaya kita bisa menolong sodara kita di lakardowo mojokerto yg kena dampak limbah B3 Batu bara oleh PT. PRIA," tulis pemilik akun twitter @Praditya_wibby berikut unggahan petisi, terpantau Kamis (07/11).

Dalam petisi itu disebutkan penimbunan limbah batubara telah mencemari air dan tanah di Lakardowo sejak 3 tahun lalu, dan telah berdampak pada anak-anak hingga orang dewasa. 

"Lebih dari separuh warga di Lakardowo Mojokerto harus menderita luka dan gatal-gatal. Mayoritas bayi dan anak-anak," bunyi petisi tersebut.

Dalam petisi yang telah ditangani 463 orang, Kamis (07/11) pukul 8.00 WIB, itu juga menyebutkan kulit warga terdampak dipenuhi luka melepuh, gatal dari wajah hingga kelamin. 

Berikut isi petisinya: 

"Anak-anak menangis kesakitan. Orangtua terbaring lemas di dipan. Kulit mereka dipenuhi luka melepuh, gatal tak tertahan. Di wajah, punggung, bahkan kelamin. Ini bukan kutukan.

Beberapa waktu lalu saya menengok April, bocah 10 tahun yang jadi korban pencemaran limbah. Saya nggak tega banget waktu lihat luka melepuh di sekujur tubuhnya. April nggak berhenti nangis sambil menggaruk bagian tubuhnya yang gatal.

Orangtuanya hanya bisa memberi obat gatal yang terus diminumkan ke April untuk kurangi gatalnya. April bukan satu-satunya korban. Lebih dari separuh warga di Lakardowo Mojokerto harus menderita luka dan gatal-gatal. Mayoritas bayi dan anak-anak.

Penyebab semua ini adalah penimbunan limbah batubara oleh PT PRIA yang mencemari air dan tanah di Lakardowo sejak 3 tahun lalu. Bahkan PT PRIA menjual batako dan pasir dari limbah batubara ke warga Lakardowo. Warga nggak tahu kalau bahan bangunan itu sebetulnya sangat beracun.

Warga Lakardowo yang punya uang lebih terpaksa membeli air galon dari kota lain untuk minum dan mandiin bayi karena air mereka sudah tercemar. Kalau uang mereka habis, terpaksa mereka pakai air sumur yang tercemar itu untuk mandi.

Warga Lakardowo nggak tinggal diam. Sutamah, seorang ibu, petani dan Ketua Gerakan Wanita Lakardowo pimpin perjuangan Lakardowo. Ia mendesak KLHK untuk merelokasi limbah batubara PT. PRIA.

Melihat semangat warga Lakardowo yang terus melawan perusahaan pencemar lingkungan, saya tergerak mulai petisi ini agar KLHK memindahkan limbah dari Lakardowo. Selama ini suara warga Lakardowo mungkin kurang didengar karena jumlah mereka sedikit.

Kalau kita bisa mengumpulkan dukungan 100 ribu orang lewat petisi ini, saya yakin Bu Menteri KLHK Siti Nurbaya pasti mau dengerin. Saya mohon dukungannya agar April dan anak-anak Lakardowo lainnya bisa bebas dari penyakit kulit akibat limbah. 

Bantu tandatangani dan sebarkan petisi ini ke teman-teman dan keluargamu ya."