Petani Jatim Kurang Diurus, Dinas Kena 'Sentil'

Petani Jatim Kurang Diurus, Dinas Kena 'Sentil' Petani tanam padi (flickr.com).

SURABAYA-Anggota DPRD Jawa Timur (Jatim) menilai pelatihan mengoperasikan alat pertanian pada petani masih minim. Padahal, anggaran yang dialokasikan untuk membeli Alat Mesin Pertanian (Alsintan) sangat besar.

Hal itu diungkapkan ketua Komisi B DPRD Jatim, Achmad Firdaus Ferbiyanto di DPRD Jatim, Rabu (17/07).

Dari data di komisi B DPRD Jatim, sambung dia, banyak petani yang akhirnya menyewa milik orang lain karena mereka kurang paham untuk mengoperasikan alat tersebut.

"Peningkatan kemampuan operasional alat-alat peryanian harus ditingkatkan, karena itu merupakan kebutuhan petani di lapangan," terangnya. 

Menurutnya, Dinas Pertanian Jatim gagal menjaga harga komoditas pertanian stabil.

Kondisi itu membuat kenaikan NTP (Nilai Tukar Petani) hanya mencapai 1,06 persen tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. 

"Misalkan harga lombok yang beberapa waktu lalu menurun dan harga buah naga yang sempat hancur. Kenapa kok Pemprov Jatim tidak bisa melakukan pemetaan sehingga terjadi hampir setiap tahun," jelasnya. 

Untuk itu, Firdaus meminta agar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan evaluasi terhadap kinerja bawahannya tersebut. Agar kejadian tersebut tidak terulang pada musim tanam tahun depan. 

"Kalau saya menilai perlu dievaluasi. Kenapa anggaran besar hasilnya hanya seperti ini. Misalkan wayahe tandur maka Distan harus melakukan pemetaan di lapangan. Jangan sampai tandur (menanam) tandur kabeh, terus panen melimpah dan harga jatuh. Itu sering terjadi pada holtikultura," tutupnya. (Kominfo Jatim)