Petani Banyuwangi Pakai Pengendali OPT Alami

Petani Banyuwangi Pakai Pengendali OPT Alami Tanaman bawang putih yang dibudidayakan Poktan Semangat Lestari menggunakan OPT ramah lingkungan di Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim). (Foto: Ditjen Hortikultura Kementan)

BANYUWANGI - Kelompok Tani (Poktan) Semangat Lestari menerapkan budi daya ramah lingkungan secara swadaya dalam mengembangkan bawang merah varietas tajuk. Di Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim).

Ketua Poktan Semangat Lestari, Agus Sugianto, menyatakan, pihaknya membudidayakan bawang merah di lahan seluas lima hektare. Memanfaatkan bantuan dari Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan).

"Pada saat tanaman bawang merah berumur 15 hari dengan tinggi tanaman sekitar 15 sentimeter, lahan bawang merah ditaburi dengan trichoderma. Pemberian trichoderma ini dimaksudkan untuk mengendalikan penyakit moler atau layu fusarium," ujarnya.

Pemanfaatan trichoderma berbekal pengetahuan yang diperoleh secara otodidak. Bahan dibeli secara swadaya oleh para petani.

Trichoderma merupakan fungisida hayati. Bermanfaat dalam mengendalikan organisme pengganggu tanaman (OPT). Khususnya jamur patogen. Namun, pemanfaatannya menambah ongkos produksi.

Kendati begitu, produktivitasnya mencapai 12-13 ton per hektare kala ditanam Mei-November. Karena berhembus angin timur. "Di luar bulan tersebut, produktivitas hanya sekitar 10-11 ton per hektare," imbuhnya.

Terpisah, Direktur Perlindungan Ditjen Hortikultura Kementan, Sri Wijayanti Yusuf, menginstruksikan jajarannya mengawal Poktan Semangat Lestari. Pun berjanji, bakal menggandeng instansi terkait.

"Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura serta Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit diharapkan dapat lebih intensif. Menyosialisasikan pengendalian OPT ramah lingkungan," tuturnya.

Dirinya melanjutkan, petani perlu diarahkan agar memanfaatkan bahan pengendalian OPT ramah lingkungan. Sehingga, penerapannya di Banyuwangi meningkat.