Pemkot Surabaya Perlu Buat Polling Soal Transportasi Massal

Pemkot Surabaya Perlu Buat Polling Soal Transportasi Massal Transportasi perkotaan Monoraill (Pixa).

Surabaya-Pemerintah Kota Suarbaya diminta agar membuat polling atau jajak pendapat soal perlu tidaknya transportasi massal cepat berbasis rel, Jatim menyusul Jakarta kini menerapkan Mass Rapit Transit (MRT).

"Polling itu perlu untuk mengetahui keinginannya warga Surabaya seperti apa," kata Wakil Ketua DPRD Surabaya Masduki Toha di Surabaya, Jumat (29/03).

Dengan adanya jajak pendapat ini, lanjut dia, ada perubahan paradigma kebijakan pemkot diambil dari aspirasi langsung di kalangan masyarakat bawah.

Selama ini, sambung dia, Pemkot Surabaya dalam menerapkan kebijakannya selalu menggunakan pendekatan atas ke bawah, bukan bawah ke atas. 

Apalagi, kata Masduki, transportasi massal ini berhubungan langsung dengan masyarakat sehingga pendapat mayoritas warga Surabaya dibutuhkan untuk memutuskan langkah atau kebijakan terbaik yang diambil Pemkot Surabaya.

Masduki menjelaskan, sejak 2010, Pemkot Surabaya merencanakan adanya Angkutan Massal Cepat (AMC) berupa trem dan monorel. Bahkan, lanjut dia, semua persiapan baik teknis maupun penunjang serta perencanaan anggaran sudah dilalui dengan matang.

Hanya saja, menurut Masduki, semua itu tidak ada gunanya karena Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tidak bisa mewujudkannya karena tidak mendapat dukungan politik anggaran dari pemerintah pusat.

"Sebetulnya (trem) sudah dianggarkan. Tapi selama ini dana itu bolak-balik hanya untuk DED (Detail Engineering Design)," ujarnya.

Untuk itu, kata dia, dengan adanya hasil polling, nantinya akan ada pembahasan antara Pemkot Surabaya dan DPRD Surabaya serta pihak-pihak lain untuk merumuskan transportasi massal berbasis jalan rel di Surabaya. Sehingga, menurut Masduki, tidak harus trem, melainkan bisa saja MRT, LRT atau monorel. (Ant)