Pemkot Surabaya Dikritik soal Pengelolaan Sampah

Pemkot Surabaya Dikritik soal Pengelolaan Sampah Tumpukan sampah/Foto Ilustias (Pixabay).

SURABAYA-Walhi Jawa Timur menilai Pemerintah (Pemkot) Surabaya perlu meningkatkan pengelolaan sampah berbasis rumah tangga dengan cara insinerasi atau pembakaran di TPA Benowo.

Pasalnya, pengelolaan sampah pada tingkat rumah tangga di kota pahlawan itu belum berjalan baik. 

“Surabaya menerapkan insinerasi sebagai bagian dari kebijakan pengelolaan sampah. Misalnya, di TPA Benowo dengan adanya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa),” kata Sarifah Hidayat, Manajer Program Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Timur, Sarifah Hidayat, Senin (26/8).

Proses pengelolaan sampah dengan cara pembakaran atau insinerasi di TPA, dianggap solusi jangka pendek yang berdampak buruk pada lingkungan.

“Teknologi pembakaran itu cukup berbahaya, mengingat kandungan emisi yang dihasilkan sampah,” ungkapny.

Menurutnya, sampah rumah tangga organik dan non-organik yang dibawa menuju tempat pembuangan dan menumpuk di berbagai TPS masih tercampur.
 
Berarti, sambung Sarifah, pemerintah hanya mengelola sampah sejak dari TPS ke TPA.

"Dari titik rumah tangga ke TPS (tempat pembuangan akhir), diserahkan begitu saja ke masing-masing penghuni rumah,” jelasnya.

Untuk itu dia berharap Pemkot Surabaya mengelola sampah yang lebih terpadu dengan fokus pada rumah tangga, dan dipilah sedari awal.

“Yang organik sudah dipisah sendiri dan bisa dijadikan kompos. Yang non-organik bisa dikelola sendiri, bisa didaur ulang, kemudian limbah sampah bisa dikendalikan sendiri. Itu bisa lebih efektif,” terangnya. (surabayainside)