Pemicu Inflasi di Jawa Timur

Pemicu Inflasi di Jawa Timur Kantor BPS Jawa Timur/Foto: Agustinus

SURABAYA-Badan Pusat Statisitik (BPS) mencatat Jawa Timur (Jatim) mengalami inflasi 0,12 persen pada Agustus 2019 dipicu beberapa komoditas seperti emas, biaya sekolah dasar, dan cabai rawit.

"Cabai rawit masih menjadi komoditas yang mengalami kenaikan. Efeknya masih dirasakan sampai Agustus 2019," kata Kepala BPS Jatim, Teguh Santoso di Surabaya, Selasa (03/09).

BACA JUGA:
Biaya Pendidikan Bawa Jember 'Juara' Inflasi
BPS: Impor Jawa Timur Naik
5 Kunci Sukses Kediri Kendalikan Inflasi

Inflasi Jatim pada Agustus 2019, kata Teguh, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan bulan yang sama pada 2018 yakni sebesar 0,11 persen.

Catatan BPS menyebutkan tujuh kota mengalami inflasi dan satu kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Jember sebesar 0,33 persen, disusulProbolinggo sebesar 0,27 persen, Malang sebesar 0,19 persen, Surabaya 0,11 persen, Sumenep 0,10 persen, Banyuwangi 0,08 persen, dan Madiun sebesar 0,04 persen.

Sementara Kota Kediri mengalami deflasi sebesar 0,23 persen.

"Jika dibandingkan berdasarkan tingkat inflasi kalender 2019 di 8 kota IHK (Indeks Harga Konsumen) Jawa Timur, Banyuwangi merupakan kota dengan inflasi tahun kalender tertinggi yaitu mencapai 1,94 persen. Sedangkan kota yang mengalami inflasi kalender terendah adalah Kediri yang mengalami inflasi sebesar 0,93 persen," jelas Teguh.

Sedangakan dari tujuh kelompok pengeluaran di Jatim, lima kelompok mengalami inflasi dan dua lainnya mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi sebesar 1,55 persen berada pada kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga.

Disusul kelompok sandang sebesar 1,37 persen, kesehatan sebesar 0,12 persen, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,11 persen, serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok, serta tembakau sebesar 0,04 persen.

Sementara kelompok yang mengalami deflasi adalah kelompok bahan makanan 0,57 persen, dan kelompok transportasi komunikasi dan jasa keuangan yaitu sebesar 0,17 persen. (Ant)