Neraca Perdagangan Jatim Defisit US$5,35 Miliar pada 2018

Neraca Perdagangan Jatim Defisit US$5,35 Miliar pada 2018 Tanjung Perak, Kota Surabaya, Jatim. (Foto: Kementerian BUMN)

Surabaya - Neraca Perdagangan di Jawa Timur (Jatim) pada 2018 defisit sekitar US$5,35 miliar. Detailnya, sektor nonmigas US$1,60 miliar dan migas US$3,74 miliar.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono, menyatakan, hal itu dipengaruhi selisih perdagangan yang negatif. Sektor nonmigas mengalami defisit sebesar US$287,78 juta dan migas US$341,46 juta.

"Nilai impor Jatim selama 2018 mencapai US$25,73 miliar atau naik 16,35 persen, dibanding 2017 yang sebesar US$22,12 miliar," ujarnya di Kota Surabaya, Minggu (27/1).

Impor terbesar berasal dari Cina senilai US$5,84 miliar setara 28,23 persen dari total impor. Berikutnya Amerika Serikat US$1,45 miliar atau 7,02 persen dan Thailand US$1,13 miliar atau 5,47 persen. 

Impor nonmigas dari negara-negara Asia Tenggara menembus US$3,51 miliar atau 16,99 persen dari total impor. Sedangkan impor nonmigas dari Uni Eropa mencapai US$1,65 miliar atau 7,97 persen.

Pada Desember 2018, impor Jatim mencapai US$2,16 miliar. "Angka itu, naik 7,05 persen dibandingkan Desember 2017," terang dia. Dus, defisit sebesar US$629,24 juta.