Nelayan Trenggalek Diingatkan Jangan Pakai Bom Buru Benur

Nelayan Trenggalek Diingatkan Jangan Pakai Bom Buru Benur Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti/Foto: Instagram susipujiastuti115.

Trenggalek -  Nelayan di kawasan pesisir Pelabuhan Prigi, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, diingatkan agar tidak berburu benur (benih lobster), apalagi dengan cara memasang rumpon di sekitar lepas pantai.

"Yang bijaksana kita mengambilnya. Jangan 'aggregate' (bersifat agresif) pakai kompresor, pakai potas, pakai bom. Ada lagi aggregate yang tampaknya tidak agregatif, yaitu pakai lampu-lampu itu untuk mengambil benur-benur lobster," ucap Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat berdialog dengan komunitas nelayan di pesisir Pantai Karanggongso, Trenggalek, Senin (05/02).

Jika benur atau benih lobster ditangkap secara masif, lanjut menteri Susi, maka ke depan tidak akan pernah ada lobster besar.

"Ibu ini percaya, kalau pak Bupati bodoh masalah laut itu karena dia memang tidak pernah ke laut. Tidak dibesarkan di laut. Tetapi jika nelayan lebih bodoh dari orang darat (pedagang), itu sungguh keterlaluan," ujarnya blak-blakan.

Tak jarang Menteri Susi menyebut nelayan tradisional terlalu mudah dibodohi.

"Nek bibit dijupuk lah sing gede nendi? (kalau bibit udang diambil terus yang besar dimana?). Apa lobster yang besar itu datangnya dari buih-buih busa-busa ombak itu ta pak. Kan semua berasal dari bayi. Bayi gede, terus diambil besarnya," jelas Susi.

Harusnya, kata Susi, nelayan mau lebih bersabar menunggu lobster-lobster dan mutiara yang ada tumbuh menjadi lebih besar.

"Kan nelayan hidupnya tidak hanya dari lobster. Ada tangkapan ikan dan lainnya. Biasanya musim lobster kan ada di bulan September-Oktober kan, saat musim hujan. Tapi, ini sudah dipanen di Mei-Juni, ya habis lah. Lain waktu tidak akan ada beranak-pinak lagi," pungkasnya. (Ant)