Kekeringan Parah, Petani Magetan Terancam Gagal Panen

Kekeringan Parah, Petani Magetan Terancam Gagal Panen Ilustrasi kekeringan lahan pertanian di Magetan (Pixabay).

MAGETAN-Ratusan hektare sawah di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, terdampak kekeringan pada awal musim kemarau tahun 2019, sehingga terancam gagal panen.

Daerah paling parah terdampak kekeringan adalah wilayah selatan seperti, seperti Kecamatan Parang, Ngariboyo, dan Lembeyan.

"Dari jumlah ribuan hektare tersebut, terdapat ratusan hektare lahan mengalami kekeringan dan bahkan puso," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, dan Ketahanan Pangan (DTPHP-KP) Magetan, Eddy Suseno, di Magetan, Kamis (13/06).

Eddy mengatakan, total luas lahan di Magetan yang ditanami padi pada musim kemarau pertama (MK 1) mencapai 21.000 hektare.

Sesuai data, luas lahan padi yang puso mencapai 167 hektare, padi terdampak kekeringan ringan seluas 143 hektare, terdampak kekeringan sedang seluas 116 hektare, dan terdampak kekeringan berat seluas 151 hektare.

Eddy kemudian mengungkapkan penyebab kekeringan tersebut, yaitu karena musim kemarau melanda lebih awal satu bulan dari perkiraan.

Petani sempat mendapatkan pasokan air yang cukup saat awal musim tanam, namun jelang akhir musim tanam mulai kekurangan air.

"Selain itu adanya kerusakan Waduk Gonggang di Kecamatan Poncol juga menyebabkan petani Magetan bagian selatan tidak dapat memanfaatkan pasokan air secara maksimal," ujarnya.

Menyikapi kekeringan itu, pihaknya secara intensif melakukan sosialisasi pola tanam kepada para petani, dan menganjurkan petani untuk ikut Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP), sehingga saat padi gagal panen akibat bencana banjir atau kekeringan, petani mendapat ganti rugi dari pemerintah.

Upaya lain untuk mengatasi kekeringan di wilayah Magetan dengan berupaya menambah pemasangan sumur pompa bagi petani, terutama di daerah yang jauh dari sistem irigasi. (Ant)