Kasus Penipuan, 6 WNA Asal China dan Taiwan Ditangkap di Malang

Kasus Penipuan, 6 WNA Asal China dan Taiwan Ditangkap di Malang Foto Ilustrasi (Pixabay).

MALANG-Polisi menangkap 6 warga negara asing (WNA) di kawasan Perumahan Puncak Dieng Kota Malang, Jawa Timur, Senin malam (25/11).

Mereka diduga sebagai anggota sindikat penipuan internasional.

Informasi yang dihimpun menyebutkan 5 orang Warga Negara Asing (WNA) yang ditangkap merupakan asal China dan 1 Taiwan, dan 1 lainnya merupakan WNI. 

“Tujuh orang diamankan, TKP semua di Kota Malang ada berbagai barang bukti handphone dan paspor. Terkait penipuan 1 WNI dan 6 WNA asal Tiongkok penggerebekan kemarin malam,” kata Kasatreskrim Polres Malang Kota, AKP Komang Yogi Arya Wiguna, Selasa, (26/11).

(WNA yang ditangkap di Malang/tribatanews).

Ketujuh orang itu ditangkap atas kerjasama Polri dengan kepolisian Tiongkok. Mereka diduga masih satu jaringan dengan 66 WNA China yang ditangkap kemarin Senin di Jakarta. 

"Ini juga melibatkan polisi Tiongkok. Mereka ada satu tim,” ungkapnya melansir beritajatim.com.

Sebelumnya, Penyidik Polda Metro Jaya mengamankan total 66 warga negara China yang ditengarai sebagai anggota sindikat penipuan internasional saat menggerebek enam lokasi yang digunakan sebagai basis operasi.

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Iwan Kurniawan mengatakan jumlah pelaku yang diamankan bisa bertambah, karena selain di enam lokasi di atas, pihaknya juga melakukan penyelidikan terkait kasus serupa di Jawa Timur.

"Jadi 7 titik lokasi ini ada kurang lebih di Jakarta ada 5, di Tangerang 1 dan ada pengembangan di Jatim di daerah Malang," jelas Iwan via Antara.

Modus kejahatan kelompok ini dengan cara menelpon orang yang telah terdaftar sebagai target dan mengatakan bahwa mereka mempunyai masalah data keuangan.

Sindikat ini mengaku bisa mengurus masalah data keuangan korban untuk kemudian diminta mengirimkan sejumlah uang ke rekening bank yang diarahkan pelaku.

"Ini kasus penipuan dengan menggunakan media telkom atau telepon dimana para pelakunya warga negara asing. Jadi rata-rata ini warga negara dari China atau Tiongkok dan juga korbannya juga sama, korbannya warga negara asing sendiri atau dari China sana," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus.