Kapal Kayu Rute Situbondo-Madura Jadi Alternatif Pemudik

Kapal Kayu Rute Situbondo-Madura Jadi Alternatif Pemudik Pemudik via Kapal kayu asal Pulau Raas Madura/Foto: Twitter Radio Elshinta.

SITUBONDO-Tercatat sebanyak tujuh kapal layar motor (KLM) atau kapal kayu menjadi alternatif pemudik dari Jangkar Situbondo ke Pulau Sepudi dan Pulau Raas, Kabupaten Sumenep, Madura.

Baca Juga:
Lebihi Kapasitas, Kapal Rute Situbondo-Sumenep Diizinkan Berlayar

"Ke tujuh kapal layar motor yang beroperasi tersebut sudah dilakukan pengecekan dan penilaian kelaikan, dan kapal kayu juga dilengkapi dengan pelampung keselamatan (life jacket) sesuai kapasitas angkut," kata Koordiantor Wilayah Kerja Pelabuhan Jangkar pada KSOP Kelas IV Panarukan, Situbondo, Nanang K di Situbondo, Senin (27/05).

Nanang menjelaskan, enam dari tujuh kapal layar motor tersebut beroperasi rute Jangkar-Pulau Raas. Sedangkan satu kapal layar motor lainnya beroperasi rute Jangkar-Pulau Sepudi.

Untuk kapasitas penumpang tujuh kapal layar motor tersebut tergantung ukuran kapal kayu. Mulai kapasitas maksimal penumpang 50 orang, 75 orang dan bahkan ada yang berkapasitas hingga 100 orang penumpang.

Nanang menambahkan, lonjakan penumpang kapal layar motor tujuan Raas dan Sepudi pada arus mudik Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah, sudah mulai tampak sejak 22 Mei 2019, dan hingga hari ini pemudik yang menggunakan jasa angkutan kapal layar motor terus bertambah.

"Kalau hari-hari biasa itu, jumlah penumpang kapal kayu hanya 10 hingga 20 orang, tetapi jelang musim arus mudik hingga sekarang terus bertambah jumlah penumpangnya," paparnya.

Kapal layar motor atau kapal kayu  tersebut merupakan pilihan alternatif pemudik yang akan merayakan Lebaran di kampung halamannya di Pulau Raas dan Sepudi.

Biasanya, pemudik yang mayoritas dari perantauan Pulau Bali, menggunakan jasa angkutan kapal latar motor ke kepulauan Madura, ketika pemudik tak kebagian tiket kapal feri.

Peningkatan jumlah pemudik di Pelabuhan Feri Jangkar, Situbondo, mulai terlihat sejak H-20 Lebaran, dan rata-rata perantauan di Pulau Bali dan Jawa itu memilih mudik lebih awal karena khawatir tak kebagian tiket serta mereka juga ingin berlama-lama berkumpul dengan sanak keluraga. (Ant)