Kali Lamong Direvitalisasi Jelang Musim Hujan

Kali Lamong Direvitalisasi Jelang Musim Hujan Revitalisasi tanggul kawasan Kali Lamong Surabaya, Jawa Timur, Foto: Antara

SURABAYA-Pemkot Surabaya merevitalisasi Kawasan Kali Lamong, Kota Surabaya, Jawa Timur, untuk mengantisipasi banjir di wilayah Surabaya Barat jelang musim hujan.

"Untuk mengatasi genangan di Sumberejo menjelang musim hujan kali ini, Pemkot Surabaya akan membangun tiga unit pompa dengan kapasitas masing-masing 3 meter kubik. Sehingga total 9 meter kubik. Namun, tahun ini kita beli satu pompa dulu," kata Kepala Bidang Pematusan, Dinas PU Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya, Syamsul Hariadi, di Surabaya, Kamis (07/10).

Beberapa kawasan yang rawan genangan kala musim hujan akibat luapan Sungai Kali Lamong di antaranya, wilayah Benowo, Raci, Sumberejo, dan Jurang Kuping.

Syamsul menambahkan, langkah lain yang dilakukan pemkot untuk mengatasi genangan air di wilayah Surabaya Barat adalah dengan membangun bosem atau  tempat penampungan air.

Pembangunan bosem itu memanfaatkan Bekas Tanah Kas Desa (BTKD) dengan luasan tanah sekitar 2,2 hektare.

"Kita juga buat tangggul Kali Lamong. Sebetulnya kita buat tanggul itu sudah tiga tahun lalu, tapi kemarin jebol karena terlalu tinggi akhirnya terjadi banjir di Tambakdono," ungkapnya.

Rencanannya, sambung Syamsul, panjang tanggul akan dibuat 8,5 kilometer. Saat ini yang sudah dibuat panjangnya mencapai 2,5 kilometer, ketinggian 3 meter. 

Namun, jelas dia, sesuai arahan Wali Kota Tri Rismaharini (Risma), ketinggian tersebut akan ditambah 1 meter di sisi-sisinya, sehingga nantinya diperkirakan ketinggian mencapai 4 meter.

"Mudah-mudahan kuat. Di beberapa titik yang kemarin jebol dipasang bronjong, batu kali yang diikat dengan kawat. Mungkin sekitar 100 meter pakai bronjong. Di titik-titik yang jebol dipasangi semua," harapnya.

Menurutnya, dengan tanggul sepanjang 2,5 kilometer, bisa dibuat pintu air. Dengan terpasangnya pintu air, diperkirakan kawasan Tambakdono bebas luberan air dari Kali Lamong.

"Dengan adanya pintu air, air tidak bisa masuk areal pemukiman warga. Air di areal warga karena tidak bisa keluar juga, karena ada pintunya maka kita pompa. Jadi, warganya insyaallah tidak tergenang," tutupnya. (Ant)