HMI Minta Pemerintah Tuntaskan Konflik Sampang

HMI Minta Pemerintah Tuntaskan Konflik Sampang Sejumlah perempuan dan anak-anak warga Syiah korban konflik SARA terpaksa mengungsi Gedung Olah Raga, Sampang, Madura. (Foto: Ist)

SAMPANG - Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jawa Timur meminta pemerintah menuntaskan penanganan konflik bernuansa agama di Kabupaten Sampang, Madura.

Anggota Departemen Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Pemuda Badko HMI Jawa Timur Basri mengatakan, penanganan konflik di Sampang yang terjadi 2012 belum tuntas. "Pemerintah harus memikirkan agar konflik tersebut segera selesai, sehingga kedua belah pihak bisa hidup damai berdampingan," kata Basri kepada di Sampang, Sabtu (6/1).

Konflik antar kelompok yang terjadi di Kabupaten Sampang pada 26 Agustus 2012 itu menyebabkan satu orang tewas, enam terluka, 47 rumah dibakar, dan sedikitnya 282 warga di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, dan Desa Blu'uran di Kecamatan Karangpenang, Sampang harus dievakuasi.

Basri berharap pemimpin baru Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Elistianto Dardak serta Haji Slamet Junaidi dan Abdullah Hidayat selaku pemimpin baru Sampang menuntaskan penanganan konflik tersebut sampai kedua pihak bisa hidup berdampingan dalam damai.

"Hidup damai dan saling menghargai perbedaan tentu lebih indah karena negara ini adalah plural yang menghargai perbedaan," ujarnya.

"Korban konflik itu adalah manusia yang harus dipikirkan dan diperhatikan secara manusiawi pula dan mereka juga ingin kembali ke kampung atau tanah kelahiran mereka," katanya.

"Pemerintah harus hadir memberikan perlindungan pada mereka, bukan terus membiarkan korban konflik hidup dalam pengungsian," ungkapnya.

Dia mengatakan, tindakan mengungsikan satu kelompok yang terlibat konflik ke Sidoarjo mestinya hanya bagian dari solusi alternatif sementara. "Tetapi, mengorbankan kelompok kecil dengan cara hidup dalam tekanan batin seperti itu hakikatnya tetap merupakan masalah kemanusiaan. Untuk itu, gerak cepat dan cerdas pemerintah penting untuk mengatasi masalah," katanya.

Basri juga mengajak seluruh elemen masyarakat ikut memperhatikan masalah kemanusiaan yang menimpa kelompok minoritas di Sampang tersebut. "Sekali lagi, kepentingan kami adalah perdamaian dan ini adalah inti dari ajaran Islam yang sebenarnya, yakni hidup rukun dan damai serta menghargai perbedaan pendapat dan keyakinan yang berkembang di masyarakat," katanya. (Ant)