Geram, Aktivis Banyuwangi Ingatkan Dampak Penebangan Mangrove

Geram, Aktivis Banyuwangi Ingatkan Dampak Penebangan Mangrove Spesies Mangrove/Foto: Ilustrasi/Pixabay.

BANYUWANGI-Aktivis lingkungan hidup Banyuwangi, Jawa Timur, dibuat resah dan geram atas rencana penebangan 4.000 pohon mangrove di lahan 16.000 m2, di sungai Kalilo yang masuk dalam kawasan PT Pelindo Properti Indonesia.

Pasalnya, keberadaan tanaman mangrove di sungai Kalilo itu mampu menjaga keanekaragaman hayati seperti mencegah abrasi, menjaga keanekaragaman hayati dan ekosistem.

“Seandainya terjadi pembabatan pohon mangrove di kawasan ini dampaknya sangat luas,” kata Ketua Lingkar Studi Kerakyatan, Muhammad Helmi Rosyadi.

Sementara pihak Pemkab Banyuwangi, menukil bangsaonline.com, mengatakan kawasan hutan mangrove yang berada di Kelurahan Kepatihan dan Mandar akan ditata dan tidak akan ditebang semua.

“Kawasan muara mangrove akan ditata, tetapi tidak mengahancurkan hutan mangrovenya. Kawasan ini di pinggiran muaranya kanan kiri akan dibuat jogging trek," ujar Asisten Administrasi Pemkab Banyuwangi, Guntur Priambodo, Senin (16/12).

Upaya tersebut, kata Guntur, untuk mencegah sampah yang masuk di kawasan mangrove. Bahkan pihaknya membuat alat pengambilan sampah (Spring) agar tidak masuk di kawasan hutan mangrove maupun di laut.

"Untuk di wilayah sungainya akan kami adakan normalisasi agar lebih dalam,” tutupnya. 

Sebelumnya beredar rencana penbangan pohon mangrove melalui surat Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuwangi, bertandatangan Kepala Dinas LHK Kabupaten Banyuwangi kepada Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur.