Gedung GNI Abadikan Jejak Perjuangan Dr. Soetomo

Gedung GNI Abadikan Jejak Perjuangan Dr. Soetomo Risma saat peresmian Museum Dr. Soetomo.

Surabaya- Surabaya, Jawa Timur memiliki sejarah panjang perjuangan melawan bengisnya penjajahan di Kota Pahlawan itu.

Tidak saja melakukan perlawanan fisik dengan mengangkat senjata, namun jalan menuju kemerdekaan juga ditempuh melalui jalan intelektual melalui perundingan-perundingan yang dilakukan oleh kalangan cerdik pandai Indonesia. 

Rekam sejarah perjuangan tersebut mengabadi dalam satu museum yang berdiri kokoh di Jalan Bubutan 85 – 87, yaitu museum Dr. Soetomo atau Gedung Nasional Indonesia (GNI).

Sejarah mencatat, Gedung ini dibangun atas inisiatif Dr. Soetomo sepulangnya dari luar negeri Amsterdam usai menyelesaikan studinya. Rumah itu dan menjadi saksi dari pergerakan pemuda-pemuda Indonesia di sana.

Literatur sejarah menyebut pada tanggal 11 Juli 1924, Dr. Soetomo mendirikan sebuah perkumpulan bernama Indonesische Studie Club (IS) berkat pengalaman organisasinya di Belanda.

Di bawah kepemimpinan Tri Rismaharini (Risma) disulap menjadi museum yang kemudian diresmikan pada 27 November 2017 bersamaan dengan bulan peringatan Hari Pahlawan.

Sebelumnya gedung bersejarah itu hanya dijadikan sebagai gedung serba guna serta resepsi pernikahan.

Tiga Bagian Gedung

Museum ini dibagi tiga bagian, yakni:

Pertama bagin pendopo yang banyak berisi tentang sejarah perjuangan pergerakan Dr. Soetomo mulai dari pendirian Boedi Oetomo yang melahirkan Hari Kebangkitan Nasional, kemudian Perhimpunan Indonesia, hingga pembentukan organisasi Indonesische Studie Club di Surabaya sepulang beliau dari studi di Belanda pada tanggal 11 Juli 1924. 

Kedua terdapat Makam Dr. Soetomo tepatnya di belakang pendopo. Makam ini dilapisi marmer dan dilindungi pendopo kecil agar terlindung dari panas dan hujan. Untuk memanjatkan doa kita harus melepas alas kaki menuju makam yang diselimuti kain berwarna putih. 

Bagian terakhir berupa paviliun berlantai dua yang menjadi museum Dr. Soetomo tempat menyimpan koleksi foto maupun barang pribadi miliknya yang masih bisa diselamatkan. 

Museum kebanggaan Surabaya ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.00-16.00 dan pukul 07.00-15.00 pada Hari Sabtu dan Minggu dan pengunjung tidak dikenakan biaya ketika mengunjungi museum ini.