ESDM Surati Risma soal Semburan Lumpur Kutisari

ESDM Surati Risma soal Semburan Lumpur Kutisari Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Flickr.com).

SURABAYA-Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Timur (Jatim) segera menyurati Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma) untuk menetapkan status darurat lumpur di perumahan Kutisari Indah Utara III nomor 19.

Untuk pemasangannya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) siap membantu, namun membutuhkan surat pernyataan dari Wali Kota Surabaya bahwa kejadian semburan lumpur ini membutuhkan penanganan darurat sehingga harus ditanggulangi.

"Sebab jika sudah ada pernyataan itu maka BPBD bersama IAGI akan membangun separator," kata Kepala Dinas ESDM Jawa Timur, Setiajit kepada wartawan di Surabaya, Rabu (09/10).

BACA JUGA: ESDM-DLH Surabaya Diminta Segera Tangani Semburan Lumpur

Dinas ESDM Jatim bersama BPBD Jatim dan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Jatim akan memasang pemisah (separator) di lokasi semburan lumpur di perumahan Kutisari Utara Surabaya.

"Separator itu untuk memisahkan antara air, minyak dan gas. Nanti dibuatkan penampungan sementara karena nanti ada ruangnya," ujarnya.

Dengan dipasang separator itu, sambung Setiajit, akan bermanfaat bagi warga sekitar, sebab gas yang keluar dari sumur tua bisa dimanfaatkan untuk kepentingan warga, sedangkan minyaknya diserahkan ke pihak Pertamina.

"Nanti dilihat seberapa besar gas yang ada. Kalau airnya dipisahkan, selanjutnya dibuang ke saluran air. Karena air yang mengandung minyak dan gas itu membahayakan, seperti limbah B3," bebernya.

Munculnya semburan lumpur mengandung minyak dan gas tersebut dinilai tak bisa dilepaskan dari sejarah masa lampau.

Pada tahun 1888, kata dia, Belanda mengeksplorasi minyak di blok Kuti yang di dalamnya ada rembesan-rembesan minyak dan gas di beberapa titik.

"Belanda membuatnya dengan alasan ada jalur distribusi Kalimas, Brantas dan rel kereta api. Begitu produktifnya Kuti, kemudian Belanda memulai eksplorasi di sekitar Kuti. Dari 80 sumur yang terindentifikasi, 34 yang masih eksis, dan yang tak diketahui ada 46 sumur," jelas Ketua IAGI Jatim Handoko Teguh Wibowo.

Dia menduga semburan lumpur di Kutisari merupakan satu lubang bor yang masih eksis, kemudian kepala sumurnya sudah hilang sehingga tak diketahui permukaannya.

"Artinya, masih produksi minyak di Kutisari. Karena itu, kami akan memasang separator disana," tutupnya. (Ant)