Erupsi, Bromo Masih Aman Dikunjungi

Erupsi, Bromo Masih Aman Dikunjungi Pengunjung kawasan Bromo (Pixabay).

Probolinggo - Gunung Bromo masih aman dikunjungi oleh wisatawan setelah sebelumnya dikabarkan mengalami erupsi.

"Hari ini kunjungan wisatawan di Gunung Bromo masih stabil dan jumlah wisatawan sekitar 300 orang dari sejumlah pintu masuk," kata Kepala Seksi Wilayah I Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Sarmin di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Selasa (19/02).

Ia mengaku kaget dengan sejumlah pemberitaan yang menyebutkan bahwa status Gunung Bromo naik dari waspada menjadi siaga, sehingga petugas TNBTS melakukan pengecekan ke lokasi dan berkoordinasi dengan petugas Pos Pantau Gunung Api Bromo di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.

"Hasil konfirmasi kepada petugas PPGA Bromo menyebutkan bahwa status Gunung Bromo masih waspada dan tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik, sehingga kami juga memberikan klarifikasi kepada sejumlah media dan aktivitas wisata Gunung Bromo masih tetap aman dikunjungi wisatawan baik domestik maupun mancanegara," tuturnya.

Menurutnya aktivitas erupsi dan embusan Gunung Bromo wajar dan biasa untuk aktivitas vulkanik gunung yang berstatus waspada, sehingga secara umum kondisi Bromo masih kondusif untuk aktivitas wisata dan berharap hal tersebut tidak mempengaruhi kunjungan wisatawan.

Sebelumnya, laman Kementerian ESDM dalam siaran persnya yang ditulis pada 19 Februari 2019 menyebutkan Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Bromo di Jawa Timur melaporkan terjadi embusan menerus disertai abu tipis di Gunung Bromo pada Senin (18/2).

"Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 600 meter di atas puncak (kurang lebih 2.929 meter di atas permukaan laut)." kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kasbani dalam siaran persnya di Jakarta.

PVMBG mencatat, kolom abu teramati berwarna putih hingga coklat dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal condong ke arah barat dan barat daya. Kemudian berdasarkan rekaman dari seismograf di pos pemantau, gempa embusan terekam berupa tremor terus menerus dengan amplitudo 0,5-1mm dominan 1mm. (Ant)