Dinas Kominfo Jombang Sosialisasikan Pemberantasan Rokok Ilegal di Desa Rejoslamet

Dinas Kominfo Jombang Sosialisasikan Pemberantasan Rokok Ilegal di Desa Rejoslamet Humas Bea Cukai Kediri Bambang saat pemaparan. Foto istimewa.

Kabupaten Jombang kembali menggelar Sosialisasi Ketentuan Peraturan Perundang-undangan di Bidang Cukai pada Kamis (17/2). Acara ini bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Bea Cukai Kediri, Dinas Komunikasi dan Informatika. 

Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Jombang Budi Winarno yang diwakili Fungsional Pranata Humas Wahyudi Sudarsono, menyampaikan pelaksanaan sosialisasi cukai ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman, pencerahan sekaligus menambah ilmu pengetahuan kepada masyarakat Desa Rejoslamet, terkait dengan cukai. Khususnya, cukai terkait tembakau, yang salah satu contohnya mengenai peredaran rokok ilegal.

“Dengan pelaksanaan sosialisasi cukai ini, harapannya tentu mulai perangkat desa, pedagang, serta pemilik warung, bisa menyebarluaskan informasi terkait rokok ilegal kepada masyarakat lainnya. Jangan sampai, rokok ilegal beredar di wilayah Desa Rejoslamet,” harapnya.

Sementara itu, Camat Mojowarno, Supriyono menyampaikan bahwa sosialisasi cukai merupakan tindaklanjut dari pertemuan tiga pilar kecamatan maupun desa pada akhir November Tahun 2021 yang bertempat di Kampung Djawi Wonosalam terkait pemberantasan peredaran rokok ilegal. Sosialisasi dilakukan kepada masyarakat terutama pedagang, pemilik toko, pemilik warung dan menegaskan peredaran rokok di masyarakat harus ada cukainya.

“Cukai merupakan pendapatan dari negara yang akan kembali ke masyarakat secara tidak langsung. Baik melalui desa, kecamatan serta bantuan lainnya yang salah satu sumber dananya berasal dari cukai. Mari kita sukseskan program dari Dirjen Bea Cukai untuk mempersempit peredaran rokok ilegal,” ungkapnya.

Dalam paparan Humas Bea dan Cukai Kediri, Bambang Hadi Rujito disampaikan bahwa rokok ilegal adalah rokok yang diproduksi dan diedarkan tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Tidak sesuai yang dimaksud, bisa berupa izin produksinya (tidak memiliki  Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai/NPPBKC) maupun tata cara peredaran (terkait ketentuan pita cukainya). 

“Sedangkan tugas dari Bea Cukai adalah pengumpulan penerimaan negara, melindungi masyarakat, menunjang perdagangan di Indonesia serta mendukung industri dalam negeri untuk bersaing di luar negeri. Bea Cukai itu ada, untuk melindungi negara dan masyarakat dari perdagangan bebas di luar negeri,” terangnya.

Menurut Bambang, ciri-ciri rokok ilegal yaitu tanpa dilekati pita cukai (rokok polos), pita cukai palsu, pita cukai yang tidak sesuai dengan pemakaian serta pita cukai bekas. Cara membedakan pita cukai rokok asli dengan palsu hampir sama seperti membedakan uang asli dan palsu yakni dengan cara dilihat, diraba serta diterawang. Pita cukai mirip seperti uang. Memiliki holgram, ada tulisan Republik Indonesia dan gambar burung garuda. Kertas dari pita cukai asli agak sedikit kasar.

“Apabila ada warga menjumpai rokok yang tidak ada banderol, tidak terpasang cukai, tolong bantuannya untuk bersedia melapor melalui 0813-3567-2009 atau melalui, Facebook Kantor Bea Cukai Kediri, Instagram @beacukaikediri, Twiter @beacukaikediri,” tandasnya.

Acara tersebut dihadiri Camat Mojowarno, Supriyono, Kepala Desa Rejoslamet  H Sulkhan beserta perangkat desa Rejoslamet, tokoh masyarakat, serta pedagang rokok eceran. Sosialisasi dilakukan di Kantor Desa Rejoslamet, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang.