Demokrat Sebut Menantu Pakde Karwo Cocok Gantikan Risma

Demokrat Sebut Menantu Pakde Karwo Cocok Gantikan Risma SBY bersama Pakde Karwo dan Gus Ipul saat silaturahmi dengan masyarakat Jatim/instagram pakdekarwogubenurjatim.

Surabaya - Sekretaris DPD Partai Demokrat Jatim, Renville Antonio menyebut menantu Gubernur Jatim Soekarwo (Pakde Karwo), Bayu Airlangga, sebagai figur yang cocok untuk maju pada bursa Pemilihan Wali Kota Surabaya 2020.

"Mas Bayu termasuk perwakilan generasi muda yang memiliki popularitas dan cocok maju di Pilwalkot Surabaya sehingga cocok menggantikan Bu Risma," ujarnya ketika dihubungi dari Surabaya, Sabtu (08/12).

Bayu Airlangga adalah suami dari anak ketiga Pakde Karwo, Kartika Ayu Prawitasari, sekaligus merupakan putra mantan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Jatim Gede Ariyuda.

Menurut dia, Bayu Airlangga saat ini menjabat Ketua Muda Mudi Demokrat Jatim disebut tepat, karena mewakili generasi milenial yang suaranya tinggi mengisi daftar pemilih tetap (DPT) pemilu.

Mengacu data KPU Surabaya, DPT Hasil Perbaikan ke-2 (DPTHP-2) untuk Pemilu 2019 di Kota Pahlawan sebanyak 2.118.843 orang, dengan rinciannya 1.035.182 laki-laki dan 1.083.661 perempuan.

"Artinya ada 1.271.305 orang milenial yang akan diperebutkan dan mungkin bertambah di Pilwalkot 2020," ujar anggota DPRD Jatim tersebut.

Ia menegaskan sudah seharusnya ada anak muda yang mewakili generasi milenial untuk diberi kesempatan maju di Pilwalkot Surabaya, baik calon wali kota atau wakil wali kota.

"Anak muda akan semakin banyak, tentu harus ada wakilnya. Tidak mungkin kita mengalami bonus demografi, tapi calon wali kota atau wakil wali kota tidak ada sema sekali dari generasi muda," katanya.

Popularitas Bayu Airlangga, kata dia lagi, bakal diiringi dengan akseptabilitas dan elektabilitas dalam rangka pemilu legislatif sebagai caleg anggota DPRD Jatim periode 2019-2024.

Sementara itu, Renville memisalkan proses Pilkada Jatim 2018 salah satu sukses Khofifah Indar Parawansa menang setelah dua kali gagal pada 2008 dan 2013, karena menggandeng Emil Dardak sebagai representasi generasi milenial.

"Saya ingat betul beberapa kali Bu Khofifah bertarung bersama wakilnya yang mungkin tidak mewakili generasi milenial, memang agak berat. Tapi saat wakilnya berasal dari generasi milenial, Alhamdulillah bisa membantu meraih suara tinggi," pungkasnya. (Ant)