Data Sementara Total Kerugian Akibat Angin Kencang di Ngawi

Data Sementara Total Kerugian Akibat Angin Kencang di Ngawi Penampakan Mapolres Ngawi, Jawa Timur, pasca-angin kencang, Minggu (24/11)/Foto: Jatimnow.

NGAWI-Kerugian akibat Agin kencang yang melanda tiga kecamatan yakni Ngawi, Geneng, dan Pitu, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Minggu (24/11), mencapai miliaran rupiah.

"Lokasi yang paling parah terdampak bencana tersebut adalah di Kecamatan Ngawi yang merusak kantor pusat Pemerintah Kabupaten Ngawi, Gedung Bersama Pemkab Ngawi, taman Rumah Dinas Bupati Ngawi, bangunan di Mapolres Ngawi, bangunan olahraga di Alun-Alun Ngawi, kantor radio Bahana Ngawi, dan fasum lainnya," ujar Kepala Pelaksana BPBD Ngawi Prila Yudha Putra kepada wartawan di Ngawi, Kamis (29/11).

Tiga lokasi yang mengalami kerugian cukup besar, dalam pendataan awal, adalah Kantor Pemkab Ngawi rusak dengan kerugian hingga lebih dari Rp600 juta, bangunan Polres Ngawi sekitar Rp200 juta, dan kantor Radio Bahana sekitar Rp100 juta.

Hantaman angin kencang di Kota Ngawi juga merusak satu rumah warga dan dua pertokoan dengan kerugian sekitar Rp60 juta.

Pun di Kecamatan Geneng, angin kencang merusak satu rumah warga akibat tertimpa pohon tumbang dengan kerugian sekitar Rp10 juta.

Begitu juga di Kecamatan Pitu, terdapat atap rumah roboh dengan nilai kerugian capai Rp30 juta.

"Total kerugian akibat angin kencang hari Minggu lalu ditaksir sekitar Rp1 miliar. Namun, ini masih data sementara," ungkapnya.

BACA JUGA: Angin Kencang Hantam Gedung Mapolres dan Setda Ngawi

Sementara Kepala Badan Keuangan Ngawi Bambang Supriyadi membenarkan jika kerugian yang dialami Badan Keuangan Ngawi mencapai kisaran Rp624 juta.

"Badan Keuangan merupakan OPD yang paling parah mengalami kerusakan. Sedikitnya empat ruangan rusak. Yakni, bidang anggaran, PBB, akuntansi, dan laboratorium. Rata-rata yang lantai atas, kalau yang lantau bawah aman," ujar Bambang.

Dari empat ruangan yang terdampak tersebut, beberapa peralatan elektronik seperti komputer, server, dan printer ikut rusak. Demikian juga, dua mesin printer pencetak PBB ikut terkena air. Padahal, alat tersebut harganya mencapai Rp200 juta per unit.

Selain kantor Badan Keuangan, angin kencang sebelumnya juga merusak atap membran lapangan tenis, basket, futsal, dan amfiteater di Alun-Alun Ngawi

"Kami belum menghitung berapa kerugian akibat bencana angin kencang kali ini. Sebab masih menunggu tim ahli untuk menghitung kerugian akibat rusaknya atap membran itu," kata Plt Kepala Disparpora Ngawi Raden Rudi Sulisdiana. (Ant)