Canggih! Pelaku UMKM Jatim Miliki 4 Aplikasi

Canggih! Pelaku UMKM Jatim Miliki 4 Aplikasi Gubenur Jawa Timu Khofifah bersama CEO Bukalapak Achmad Zaky/Foto: Dok. Humas Pemprov Jatim.

SURABAYA-Pelaku UMKM di Jawa Timur kini memiliki empat aplikasi pendorong ekonomi untuk memperluas akses pemasaran sehingga mendongkrak penjualan. 

Masing-masing aplikasi tersebut adalah opop, tomiko, jatimiso, dan si jawara.

Diharapkan, pelaku UMKM dapat menghadapi tantangan zaman yang semakin maju dan bisa berkolaborasi dengan semua sektor.

Pembuatan setiap aplikasi Pemprov Jatim juga bekerja sama dengan beberapa pihak, salah satunya perguruan tinggi di Surabaya.

"Proses ekosistemnya disiapkan oleh Unusa dan finalisasinya dibantu cukup banyak oleh ITS,” kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat peluncuran pada Hari Koperasi ke-72 Provinsi Jatim Tahun 2019, di Ballroom Grand City Surabaya, Rabu (08/08).

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jatim Mas Purnomo Hadi mengatakan, keempat aplikasi masing-masing mempunyai arti dan tujuan, seperti opop artinya one pesantren one product, jatimiso, tomiko (toko online milik koperasi), dan sijawara.

"Ini adalah bentuk respon kami terhadap kemajuan teknologi dengan membuat empat aplikasi sekaligus agar tidak ketinggalan zaman serta bisa memfasilitasi produk UKM atau koperasi untuk jualan daring," katanya.

Purnomo menjelaskan, semua aplikasi tersebut sebenarnya bertujuan sama, yaitu membantu pelaku industri untuk mendapat pasar, namun masing-masing memiliki fungsi tersendiri.

"Contohnya aplikasi opop. Lewat aplikasi ini kami ingin mewadahi dan mendorong terciptanya santripreneur di tiap pondok pesantren. Sehingga mereka bisa mandiri selepas dari ponpes," katanya.

Sehingga, di pesantren santri tidak hanya belajar ngaji, namun juga dituntut berwirausaha.

"Jadi santri yang sudah lulus tidak bingung lagi mencari kerja, tetapi malah jadi pencipta kerja,” ujarnya.

Produk-produk yang berhasil diciptakan oleh para santri nanti bisa langsung dipublikasikan di aplikasi opop agar mudah dikenal masyarakat.

Berikutnya tomiko dan jatimiso. Keduanya berbentuk marketplace yang diharapkan bisa menampung 9,7 juta produk UKM dan 34 ribu koperasi di Jatim, sehingga pelaku bisnis skala kecil tidak bingung lagi melakukan pemasaran online.

Purnomo menekankan, semua produk yang nantinya masuk di tomiko ataupun jatimiso haruslah yang bersertifikasi sehingga kualitasnya terjamin.

”Sebab tidak bisa dipungkiri penjualan lewat daring sekarang lebih diminati karena praktis dan bisa dilakukan dimanapun. Itu peluang besar untuk digarap," katanya.

Kemudian aplikasi si jawara atau sistem pembelajaran wawasan jarak jauh yang dibuat bertujuan mempermudah anggota koperasi atau masyarakat yang ingin mendalami ilmu koperasi lewat pembelajaran jarak jauh.

"Prosedurnya yaitu selama seminggu para peserta akan mengikuti pelatihan daring di aplikasi si jawara. Kemudian kalau sudah selesai, semua peserta itu akan mendapat sertifikat," tutupnya. (Ant)