Cabai Picu Inflasi Kota Malang, BPS: Sangat Pedas!

Cabai Picu Inflasi Kota Malang, BPS: Sangat Pedas! Gedung Badan Pusat Statistik Kota Malang, Jawa Timur (Istimewa).

MALANG-Naiknya harga cabai rawit yang mencapai 151,86 persen juga memicu terjadinya inflasi di Kota Malang, Jawa Timur.

"Seringkali, cabai rawit itu sangat pedas mengungkit inflasi dan itu selalu terjadi. Pada Juli 2019, cabai rawit memberikan andil sebesar 0,18 persen, dari inflasi Kota Malang yang sebesar 0,20 persen," kata Kepala BPS Kota Malang Sunaryo, di Kota Malang, Kamis (01/08).

Kenaikan harga cabai rawit yang lebih dari 100 persen tersebut, kata Sunaryo, memberikan andil yang cukup tinggi terhadap inflasi di Kota Malang yang tercatat sebesar 0,20 persen.

Sunaryo menambahkan, selain kenaikan harga cabai rawit, harga cabai merah juga tercatat naik sebesar 15,80 persen dengan andil 0,06 persen, dan harga daging ayam ras juga naik 8,08 persen dengan andil 0,09 persen.

"Dua komoditas lain nonbahan pangan adalah, emas perhiasan naik 2,70 persen, dan upah pembantu rumah tangga sebesar 0,81 persen," jelas Sunaryo.

Sementara itu, sepuluh komoditas yang berhasil menghambat laju inflasi Kota Malang adalah adanya penurunan tarif angkutan udara sebesar 8,26 persen, dengan andil 0,23 persen, diikuti bawang putih yang turun sebesar 5,63 persen dengan andil 0,02 persen.

Komoditas lain yang mengalami penurunan adalah, tomat sayur sebesar 8,19 persen, ikan mujair 4,46 persen, bawang merah 3,76 persen, ikan pindang 3,30 persen, semangka 6,45 persen, selada 9,15 persen, tarif kereta api 1,42 persen, dan besi beton sebesar 1,50 persen.

"Penurunan harga tiket angkutan udara dan tarif kereta api, menghambat inflasi Kota Malang," ucap Sunaryo.

Sebagai informasi, Kota Malang pada Juli 2019, menempati posisi keempat dengan inflasi tertinggi di Jawa Timur. Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah Kediri dengan inflasi mencapai 0,44 persen, diikuti Banyuwangi sebesar 0,39 persen.

Dilanjutkan Jember dengan inflasi sebesar 0,24 persen, Madiun 0,17 persen, Surabaya 0,11 persen. Sementara untuk Probolinggo mengalami deflasi sebesar 0,05 persen, dan Sumenep deflasi 0,08 persen. (Ant)