Bumi Reog Kecipratan Berkah Grebeg Suro

Bumi Reog Kecipratan Berkah Grebeg Suro Bupati Ipong saat pembukaan perayaan Grebek Suro, Rabu (21/08)/Foto: HUmas Pemkab Ponorogo.

PONOROGO-Tradisi Grebeg Suro di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mendatangkan berkah tersendiri bagi warga di wilayah itu karena dinilai menjadi magnet pariwisata dan mendorong perekonomian daerah.

Untuk itu, Pemkab setempat bakal melestarikan tradisi menyambut tahun baru Islam 1 Muharram atau 1 Sura dalam penanggalan Jawa tersebut.

“Di daerah yang tradisinya kuat, pariwisatanya juga kuat. Hal ini akan berimbas pada kemajuan ekonomi masyarakatnya. Maka Grebeg Suro kita lestarikan karena tradisinya kental dan bisa menjadi daya tarik pariwisata,” kata Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni kepada wartawan saat Peringatan Hari Jadi Ke 523 dan Perayaan Grebeg Suro, di Alun Alun Ponorogo, Rabu (21/08) malam.

Kegiatan kebudayaan Grebeg Suro 2019 yang digelar bersamaan dengan Peringatan Hari Jadi Kabupaten Ponorogo ke-523 itu mendatangkan multiplier effect atau efek berlipat untuk ekonomi masyarakat.

Hal itu, kata Bupati Ipong, berdasarkan laporan yang diterimanya soal dampak positif kegiatan tersebut bagi warga bumi reog.  

"Warung makan dan penginapan di Ponorogo dan Ngebel semuanya penuh. Usaha yang lain saya yakin juga laku, yang jualan kaos, suvenir, atau jasa yang lain juga meningkat. Ratusan tamu yang datang dari mancanegara, ribuan warga yang datang ke Ponorogo tentu membelanjakan uangnya di sini,” bebernya.

Sebagai informasi, Grebeg Suro 2019 dimeriahkan 37 kegiatan seperti semaan Alquran, Pameran Batu Mulia, Pemilihan Gendhuk Thole Ponorogo, Pameran Pusaka, Pameran UMKM, Gowes Sepeda MTB, Liga Paralayang, Parade Budaya hingga pentas musik dan wayang kulit di sejumlah titik di Ponorogo.

Sementara pada 1 Muharram atau 1 Sura, terdapat tradisi Larungan Risalah Doa yang dulu dikenal sebagai larung sesaji di Telaga Ngebel.