Banyuwangi, Dulu Santet Kini 'Hi-Tech'

Banyuwangi, Dulu Santet Kini 'Hi-Tech' Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas dalam Festival Coffee Processing Festival di Rumah Kreatif Banyuwangi, Kamis (25/07)/Foto: Humas Pemkab Banyuwangi.

BANYUWANGI-Wajah Banyuwangi yang dulunya dikenal dengan daerah klenik dan santet, kini berubah menuju kabupaten high technology (hingh tech/teknologi tinggi) dengan berbagai inovasi dalam berbagai bidang, mulai dari sektor pariwisata hingga pelayanan publik.

"Dulu, Banyuwangi ini dikenal dengan daerah klenik, daerah santet. Tapi sekarang sudah berubah menjadi destinasi wisata dan beragam program inovatif lainnya," ungkap Sekretaris Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Dr. Abdul Mu'ti dalam sambutannya pada puncak peringatan Milad ke-106 Muhammadiyah di kompleks Masjid At-Taqwa, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, beberapa bulan lalu.

Branding banyuwangi sebagai kabupaten penuh inovasi berbasis teknologi kini semakin dipertegas.

Pasalnya, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mendorong seluruh kepala desa inovatif untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dengan menggunakan teknologi informasi atau pelayanan berbasis internet guna memudahkan warga mengurus administrasi kependudukan maupun surat menyurat lainnya.

Guna mendorong semua kepala desa berinovasi memberikan pelayanan kepada warga, Pemkab Banyuwangi menggelar Festival Smart Kampung  yang digelar hari ini, Sabtu (27/07).

Kegiatan itu dilaksanakan di kawasan Gesibu Taman Blambangan, dengan menampilkan desa-desa unggulan yang telah mengimplementasikan pelayanan kepada masyarakat dengam berbasis internet.

"Festival Smart Kampung ini digelar untuk memberikan ruang bagi semua orang, mengenai kemajuan teknologi yang memberikan pelayanan berbasis dalam jaringan (daring) dan ekonomi kreatif yang ada di desa-desa," kata Bupati Azwar Anas kepada wartawan usai membuka Banyuwangi Festival Smart Kampung.

Selain itu, lanjut dia, festival ini digelar juga sekaligus pemerintah daerah memberikan apresiasi kepada kepala desa yang memiliki inovasi-inovasi dalam melayani warganya.

Anas menegaskan, tidak semua kepala desa memiliki inovasi dalam melayani warganya, namun ada pula yang tidak inovatif dan kepala desa hebat serta kepala desa tidak hebat.

"Oleh karena itu, saya mendorong kepala desa berinovasi seperti desa-desa lainnya yang inovatif memberikan pelayanan kepada masyarakat menggunakan teknologi informasi. Salah satunya ada desa yang melayani masyarakat berbasis online. Dan ada desa yang memberikakan pelayanan kepada masyarakat hingga pukul 21.00 WIB," ujar Bupati Anas.

Dari ratusan desa yang tersebar di 25 kecamatan di Kabupaten Banyuwangi, ada 16 desa unggulan yang dihadirkan dalam Banyuwangi Festival Smart Kampung.

Salah satunya stan dari Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, yang memiliki inovasi pelayanan kemajuan teknologi, yakni SIMAS (Sistem Masyarakat Melayani Sendiri). Dengan sitem tersebut memudahkan masyarakat mengurus administrasi kependudukan dan surat menyurat.

"Ada layar komputer di desa kami, dan masyarakat yang hendak mengurus administrasi apapun bisa langsung klik di layar komputer. Selain itu juga jika kepala desa tidak ada di tempat, bisa menggunakan tanda tangan elektronik, yang nantinya setelah itu perangkat desa tinggal memberikan stempel surat tersebut," kata salah seorang perangkat Desa Genteng Wetan. (Ant)