8 Ribu Jiwa Terdampak Krisis Air Bersih di Magetan

8 Ribu Jiwa Terdampak Krisis Air Bersih di Magetan Warga antre air bersih/Foto ilustrasi (flickr).

MAGETAN-Sebanyak 8.522 warga di wilayah Kabupaten Magetan, Jawa Timur, mengalami krisis air bersih akibat sumur dan sungai yang menjadi sumber air telah kering pada musim kemarau tahun 2019 ini.

"Sesuai data, sejauh ini warga yang terdampak krisis air bersih akibat kekeringan di musim kemarau mencapai 8.522 jiwa. Jumlah itu meluas dari sebelumnya yang hanya 4.192 jiwa," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan, Ari Budi Santosa, Senin (16/09).

Ribuan warga terdampak kemarau tidak hanya berada di Kecamatan Parang dan Karas saja. Namun melebar ke Kecamatan Lembeyan, tepatnya di Desa Kediren dan Lembeyan.

Di Kecamatan Parang, krisis air tidak hanya di Desa Trosono dan Sayutan, namun telah meluas ke Desa Mategal dan Pragak. Di Karas tidak hanya di Desa Kuwon, namun juga di Desa Subontoro.

"Dalam sehari sedikitnya sebanyak 24 truk tangki air bersih yang telah dikirim ke tempat warga terdampak," kata Arie.

Air bersih didistribusikan petugas dengan mengisi tandon atau tangki yang sebelumnya sudah dipasang di desa yang mengajukan bantuan air. 

Untuk desa yang belum terdapat tandon air, maka petugas bersama warga bergotong-royong memasang kolam terpal besar sebagai pengganti tandon air.

Diprediksi, kesulitan air bersih masih akan terjadi hingga beberapa bulan ke depan seiring berlangsungnya musim kemarau. (Ant)