Tiga Tujuan Wisata Religi di Gresik

Tiga Tujuan Wisata Religi di Gresik  Makam Waliyah Zainab di Desa Diponggo, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. (Foto: Dokumentasi Disparbud Kabupaten Gresik).

GRESIK - Momentum Bulan Ramadan dan libur Lebaran sering dimanfaatkan oleh warga untuk berziarah ke makam-makam para ulama, bangsawan, atau raja-raja terdahulu.

Gresik merupakan kawasan yang memiliki beberapa makam kuno yang telah dijadikan tujuan wisata religi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik. 

Mengutip dari situs Dinas Pariwisata dan Budaya Pemkab Gresik, berikut ini tiga tujuan wisata religi di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, yang bisa dijadikan pilihan wisata religi saat libur Lebaran nanti.  

1. Makam Waliyah Zainab

Makam ini terletak di Desa Diponggo, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean, Kabupaten Gresik.

Waliyah Zainab atau Dewi Wardah adalah putri Kyai Ageng Bungkul (Sunan Bungkul), salah seorang Pembesar Kota Surabaya keturunan Raja Majapahit.

Waliyah Zainab dinikahkan oleh Sunan Bungkul dengan Raden Paku (Sunan Giri) sebagai Garwo Triman (isteri hadiah, dari nadzar Sunan Bungkul yang apabila ada seseorang yang tertimpa buah delima miliknya, namun dia tetap hidup, maka akan dinikahkan dengan puterinya). 

Tetapi Waliyah Zainab tidak ingin menjadi istri kedua Raden Paku, lalu beliau pergi berlayar ke arah utara dengan menaiki “ Sentong ” atau Kelopak Bunga Kelapa. Maka sampailah ia di sebuah pulau bagian utara Laut Jawa yang dikenal dengan Pulau Bawean. 

Waliyah Zainab akhirnya tiba dan menetap di Desa Diponggo karena terlebih dahulu mendapat penolakan dari Penduduk Komalasa. Beliau wafat dan dimakamkan di Desa Diponggo.

2. Makam Umar Mas'ud

Makam Umar Mas'ud berlokasi di Desa Kotakusuma, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Kabupaten Gresik. Lokasinya satu pulau dengan Makam Waliyah Zainab. 

Syech Maulana Umar Mas’ud merupakan tokoh ulama penyebar Islam di Pulau Bawean. Maulana Umar Mas’ud (nama asalnya adalah Pangeran Perigi) yang mengunjungi Pulau Bawean dan wafat di sana. Beliau adalah cucu Sunan Drajat (Sayyid Zainal ‘Alim) yaitu anak kedua dari Susuhunan Mojoagung (putera Sayyid Zainal ‘Alim yang tertua). 

Maulana Umar Mas’ud datang ke Pulau Bawean sekembalinya dari Pulau Madura. Setibanya di Bawean, Maulana Umar Mas’ud tidak langsung mengajarkan dan menyiarkan agama Islam. Beliau melakukan pendekatan dengan penduduk. Karena keramahan beliau, banyak penduduk yang bersimpati. 

Maulana Umar Mas’ud menjadi raja di Kerajaan Bawean dari tahun 1601 M hingga 1630 M, setelah terlebih dahulu menaklukkan Raja Babileono. Selain sebagai raja, Maulana Umar Mas'ud bertindak sebagai mubalig yang mengajarkan dan menyiarkan ajaran agama Islam. Beliau wafat pada tahun 1630 M dan dimakamkan di belakang Masjid Jami’ Sangkapura.

3. Makam Sunan Prapen

Makam Sunan Prapen terletak di Desa Klangoan, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik.

Sunan Prapen atau Syekh Maulana Fatikhal adalah putera dari Sunan Dalem atau Syekh Maulana Zainal Abidin. Ia juga cucu dari Sunan Giri (Raden Ainul Yaqin). Sunan Prapen lahir sekitar tahun 1412 Saka dan merupakan penerus Dinasti Giri keempat (1507-1605 M). Pada masa Sunan Prapen inilah Giri mengalami masa kejayaan.

Sunan Prapen wafat pada tahun 1512 Saka or 1605 M, sedangkan haul Sunan Prapen jatuh pada tanggal 15 Syawal setiap tahunnya. Makam Sunan Prapen terletak di Desa Klangonan Kecamatan Kebomas, sekitar 400 M di sebelah barat Makam Sunan Giri. (Disparbud Pemkab Gresik).