Survei Pola Makan Orang Indonesia saat Ramadan-Lebaran

Survei Pola Makan Orang Indonesia saat Ramadan-Lebaran Ilustrasi obesitas (Flickr.com).

JAKARTA-Hasil survei Herbalife Nutrition yang melibatkan 500 orang Indonesia mengungkapkan 83 persen responden cenderung mengonsumsi makanan lebih banyak pada Ramadan dan Idul Fitri.

"Konsumen di Asia Pasifik, termasuk di Indonesia, memperoleh tambahan berat badan rata-rata enam kilogram setelah Hari Raya. Kita perlu mempertahankan kebiasaan gaya hidup sehat, termasuk membuat keputusan makanan yang lebih baik dan dipadu dengan aktivitas fisik agar memudahkan manajemen berat badan dan memperoleh kesejahteraan," ujar Senior Director & General Manager Herbalife Nutrition Indonesia, Andam Dewi memalui keterangan resminya, Kamis (13/06).

Tercatat sebanyak 66 persen responden Indonesia mengaku telah mengonsumsi makanan kurang sehat.

Beberapa alasan utamanya adalah menikmati makanan enak selama liburan (62 persen), dan lebih fokus menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga (56 persen).

Survei itu juga menyebutkan sebanyak 66 persen responden merasa bersalah telah mengkonsumsi dan menerapkan pola makan kurang sehat selama Ramadan dan perayaan Idul Fitri.

Hasilnya, 71 persen responden akan berusaha memperhatikan pemilihan makanan, khususnya makanan sehat begitu perayaan usai.

"Selama puasa, tidak hanya pola makan dan tidur yang berubah, dehidrasi dan asupan makanan yang kurang membuat metabolisme tubuh juga melambat. Metabolisme itu bertujuan agar penggunaan energi dalam tubuh menjadi lebih efisien," ujarnya.

Naiknya berat badan juga dipengaruhi oleh aktivitas olahraga yang menurun selama Ramadan dengan alasan akan meneruskan agenda olahraga usai Hari Raya.

Itulah mengapa menurunkan berat badan jadi agenda utama responden Indonesia usai Idul Fitri, dimana rata-rata menghabiskan 11 hari untuk membakar lemak-lemak yang menumpuk, dan sekitar 55 persen responden berhasil melakukannya. (Ant)