Jurus Arumi Tangani Stunting di Jatim

Jurus Arumi Tangani Stunting di Jatim Ketua TP PKK Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin/Foto: Humasprovajtim

Probolinggo - Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Jawa Timur, Arumi Bachsin berkomitmen menangani stunting sebagai akibat kekurangan gizi.

Penanganan ini, sambung Arumi, harus dilakukan karena saat ini terdapat 8 juta anak yang pertumbuhannya tidak maksimal.

Mantan artis ini menjelaskan, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) Tahun 2018, di Jatim masih terdapat 32,81% balita yang proporsi status gizinya tergolong sangat pendek.

“Ini sangat disayangkan, karena Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam dengan gizi luar biasa, seperti potensi laut, dan keanekaragaman tanaman,” katanya di Pendopo Kab Probolinggo, Kamis (04/04).

Untuk itu TP PKK, lanjut Istri Wagub Jatim ini, akan melakukan integrasi program Kelompok Kerja (Pokja) PKK bersama pemerintah guna mencegah dan menangani stunting.

Untuk pencegahannya, kata dia, perlu dilakukan pada seribu Hari Pertama Kehidupan (HPK), dan penanganannya diperlukan cara stimulasi pengasuhan dan pendidikan berkelanjutan.

“TP PKK adalah shadow government atau bayang-bayangnya pemerintah, karena struktur PKK sama seperti pemerintah, yakni dari pusat sampai desa, bahkan kita punya dasawisma. Jadi kami bisa jadi input yang baik dalam penanganan stunting,” jelasnya.

Arumi mencontohkan untuk pencegahan stunting pada seribu HPK, kader PKK bisa melakukan intervensi sensitif dengan cara memberikan edukasi terhadap ibu hamil tentang pentingnya pemenuhan gizi sejak di kandungan, serta memberikan ASI pada anak pasca melahirkan.

Selain itu, kader PKK diharapkan agar ikut memantau jika ada ibu hamil disekitarnya.

“Kita bisa mendeteksi kemungkinan ada anak terlahir stunting dengan cara melihat faktor-faktor eksternal. Misalnya, ada calon ibu yang pola hidupnya kurang bagus, makannya sedikit, lingkungannya kurang higienis, maka kemungkinan dia melahirkan anak stunting bisa lebih besar,” ujarnya.

Dengan intervensi tersebut, kata Arumi, angka stunting anak berusia 0-2 tahun bisa ditekan menjadi 70-90 %. (Setdaprov Jatim)