Era Industri 4.0 Geser Kriteria Cantik

Era Industri 4.0 Geser Kriteria Cantik Gadis dan Bunga/Foto: Pixabay

Jatimpos.id-Era industri 4.0 yang mengedepankan teknologi digital menggeser kriteria cantik sehingga menuntut munculnya keinginan penampilan wajah yang lebih baik.

"Saat ini semakin banyak wanita yang ingin tampil menarik di media sosial sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi industri estetika (kecantikan) untuk memenuhi permintaan masyarakat," kata Ahli dibidang kecantikan dr. Lanny Juniarti juga menjabat President Director Miracle Aesthetic Clinic Group di Jakarta, Rabu (13/02).

Menurutnya, seperti halnya revolusi industri berkembang dan mengalami perubahan dari industri 1.0 menuju 4.0, demikian pula beauty industry mengalami revolusi.

"Pada Beauty 1.0, konsep perawatan fokus hanya pada satu dimensi saja, yaitu dokter menggunakan apa yang disebut dengan golden ratio. Dan dari sudut pandang dokterlah yang menentukan perawatan yang terbaik bagi pelanggan," jelasnya.

Sedangkan pada Beauty 2.0, lanjut dia, masyarakat menginginkan tampilan wajah dengan perfect look namun tetap memiliki keaslian, versi terbaik dari dirinya, tidak menjadi diri orang lain.

"Sedangkan era Beauty 3.0 tuntutan masyarakat kian berkembang. Mereka tidak hanya sekadar ingin menyempurnakan tampilan wajahnya namun perawatan kecantikan yang dilakukan dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka," terangnya.

Dia menjelaskan, memasuki era Beauty 4.0, Era digital sangat mempengaruhi perubahan di Industri kecantikan.

"Media sosial bukan hanya menciptakan jaringan sosial, akan tetapi juga akhirnya menyebabkan munculnya beauty social. Eksistensi diri seseorang di media sosial dapat menimbulkan dampak yang positif, atau justru menuai kritik dari haters. Hal ini tentunya menimbulkan dampak pada sosial dan psikologi seseorang," katanya.

Beauty 4.0 kini, kata dia, tidak lagi fokus pada sudut pandang dokter, tidak lagi terikat pada sudut pandang dan keinginan individu saja, tidak juga berorientasi hanya pada 1 atau 2 dimensi, namun multidimensional.

"Sebagai seorang ahli di bidang estetik, kami menyarankan perawatan apa yang tepat, untuk memenuhi apa yang menjadi keinginan klien, dengan tetap memiliki kekhasan tampilan wajahnya, sehingga rasa percaya diri mereka semakin bertambah," ujarnya.

"Namun, lanjut dia, juga perlu memahami juga apakah perawatan kecantikan yang dilakukan dapat memberikan dampak yang baik pada kehidupan sosial mereka. Jangan sampai, misalnya wajah pelanggan malah menjadi bahan hujatan orang lain, seperti tidak proporsional atau bahkan terlihat aneh," pungkasnya.